Sejarah Asal Usul Surabaya Serta Peristiwa-Peristiwa Terkait

mashpedia.com

- Khubilai sends a fleet to the islands of Southeast Asia, including Java.

Point tersebut muncul ketika anda mengetikkan tahun ‘1293’ pada Wikipedia.org, dari situ link-link tentang sejarah penyerbuan bangsa mongol ke pulau jawa, sedikit demi sedikit dapat terungkap.

Penyerbuan bangsa mongol ke Pulau jawa sekaligus sebagai hari jadi kota Surabaya, bagi saya merupakan sejarah yang menarik. Mengingat betapa tersohornya peradapan Dinasti Mongolia dalam sejarah dunia. Kala itu, dinasti mongol dipimpin oleh Kubilai Khan, one of the Great Khan, yang juga merupakan cucu dari Genghis Khan, dan kerajaannya membentang dari daratan Eropa wilayah Hungaria sampai seluruh dataran cina dan Korea, bahkan sebagian wilayah timur tengah dan asia tenggara sudah berada dibawah kekuasaanya. Sedangkan di Jawa, kerajaan Singasari sedang mengalami kehancuran karena pemberontakan dan kerajaan majapahit baru saja dirintis.

Banyak buku yang menjelaskan tentang peristiwa penyerbuan mongol ke pulau jawa. Tapi kebanyakan mereka menjelaskan dari sisi mongolia, bukan dari sisi Jawa. Buku seperti National Geographic menjadi rujukan yang sangat berguna. Yang sangat disayangkan adalah kurangnya penjelasan sejarah, dan informasi-informasi detail yang menjelaskan peristiwa serta pertempuran-pertempuran heroik yang merupakan ikon sejarah lahirnya kota Surabaya. Pada kesempatan ini akan saya berikan informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terkait, dari sisi Dinasti Mongolia dan Kerajaan di Jawa.

Mongolia.

Kubilai khan merupakan salah satu Khan Agung, sekaligus cucu dari Genghis Khan, pada tahun 1280, untuk menunjukkan kekuasaanya wilayah asia tenggara, Kubilai Khan mengirim dutanya ke kerajaan Singasari. Tujuan mengirim dutanya tidak lain adalah untuk membayar sejumlah upeti dan mengaku tunduk kepada kekaisaran mongol. Kerajaan Singasari ketika itu dipimpin oleh Raja Kertanegara, dan permintaan duta dari mongol itu langsung ditolaknya mentah-mentah. Setahun berikutnya kekaisaran mongol mengirim lagi dutanya, dan sekali lagi Kertanegara tetap bersih keras menolak untuk tunduk. Pada tahun 1289, utusan ketiga dikirim, dalam sejarah tercatat nama duta besar tersebut adalah Meng Qi. Dalam ekspedisi ketiga ini, untuk menunjukkan ketegasannya, Kertanegara melukai muka Meng Qi, dan diusirnya Meng Qi ke Cina.

Pada tahun 1280 Masehi, Kubilai Khan mengutus dutanya ke Singasari. Tujuannya adalah memaksa kerajaan ini mengaku tunduk pada Kekaisaran Mongol. Permintaan ini ditampik oleh Kertanegara. Setahun berikutnya, datang lagi utusan dari Mongol. Kertanegara tetap bersikeras menolak untuk tunduk. Kemudian, ketika datang lagi utusan untuk ketiga kalinya pada tahun 1289 Masehi, Kertanegara sudah habis kesabarannya. Utusan Kubilai Khan itu dilukai mukanya, dan langsung diusir pulang ke Cina.

Jawaban dari Kertanegara tersebut tentu saja membuat Kubilai Khan Marah. Kubilai Khan mengirim pasukannya yang besar yang terdiri dari 20.000 orang tentara Tionghoa yang direkrut dari Hokkian, Kiangsi dan Hukuang. Dimualilah Ekspedisi besar-besar ke pulau jawa untuk menghukum Kerajaan Singasari. Mongol melewati pantai Annam dan Champa menuju ke target utama mereka. Ketika , armada pasukan Mongol sampai di Jawa. Sebagian pasukan mendarat di Tuban, sebagian lagi di muara Kali Berantas.

Ketika itu keadaan di kerajaan Singasari sudah berubah , dan Sesampainya di Jawa, Utusan Raden Wijaya datang ke pasukan mongol untuk menawarkan diri sebagai sekutu untuk menggulinggkan Singasari(raja yang berkuasa Jayakatwang). Utusan Raden Wijaya memberikan hadiah sebuah peta wilayah Kalang. Akhirnya kesepakatan Dicapai.

Pasukan Mongol gabungan Raden Wijaya menyerbu Raja Jayakatwang. Menurut Wikipedia,
The account of the war which appear in Yuan-shi (Books 210) is brief as above:
“… The soldiers from Dahanese came to attack Wijaya on the 7th day of the month, Ike Mese and Gaoxing came on 8th, some Dahanse were defeated, rest of them fled to the mountains. On the 19th day, Mongols and their allies arrived in Daha, fought more than 100,000 soldiers, attacking 3 times, killing 5000 outright while forcing many thousands into the river where they drowned. Jayatkatwang retreated into his palace …”

Dalam waktu kurang lebih 19 hari, 100.000 pasukan turut bertempur dalam penyerbuan tersebut. Penyerbuan tersebut dinilai sukses, karena mongolia berhasil menghukum raja Jawa sekaligus membunuh rajanya yaitu Jayakatwang.

Namun Wilayah Jawa yang bersuhu tropis membuat pasukan mongol cepat lelah dan sulit beradaptasi dengan model medan pertempuran diwilayah tropis. Akibat kelemahan itu, saat lengah, Pasukan Raden Wijaya menyerang Pasukan mongol (Surprise Attack), dan sekaligus mengusir pasukan mongol dari tanah Jawa. Pasukan mongol memilih segera mundur daripada menunggu 6 bulan lagi untuk mendapatkan angin menuju utara. Ketika itu mongol kehilangan 3000 ribu pasukan terbaiknya.

Jawa.

Ketika itu di jawa raja Kertanegara berkuasa atas kerajaan Singasari, Melayu, Jawa, dan Madura sudah tunduk oleh kerajaan Singasari. Bahkan raja Kertanegara terus mengirimkan ekspedisi-ekspedisi ke luar jawa, wilayah melayu. Ekspedisi ini bertujuan untuk memperluas kerajaan serta membandung serbuan mongol di wilayah wilayah melayu.

Ketika itu Mongolia mengirimkankan dutanya untuk meminta upeti kepada kerajaan Singasari. Tetapi Karena kerajaan Singosari sedang jaya-jayanya, permintaan kaisar mongol tersebut ditolak mentah mnetah, hingga permintaan ketiga, Meng Qi duta yang dikirm asal Mongolia, wajahnya dilukai sebagai ketegasan pendirian sikap kerajaan Singasari.

Telah diutarakan bahwa Kertanegara secara gencar mengirim tentaranya keluar Jawa dalam rangka membendung serbuan Mongol. Ekspedisi ini mengakibatkan kekuatan pasukan di Singasari sendiri menjadi lowong. Kesempatan ini pun dimanfatkan oleh Jayakatwang, seorang raja bawahan dari Gelang-Gelang. Dengan bantuan Adipati Lumajang (Madura) bernama Aria Wiraraja, ia bermaksud menggulingkan Kertanegara. Maka, diserbunyalah istana Singasari. Dalam peristiwa tersebut, Kertanegara terbunuh. Setelah tragedi itu, Jayakatwang mengangkat dirinya menjadi raja, dan mengalihkan pusat kerajaan ke Daha (wilayah Kediri).

Arca Raden Wijaya Raden Wijaya adalah salah seorang menantu Kertanegara. Saat terjadi pemberontakan, ia berusaha mati-matian mempertahankan Singasari. Tetapi sayang usahanya tidak berhasil. Akhirnya, bersama ketiga rekannya Ranggalawe. Sora, dan Nambi, ia melarikan diri ke Madura. Mereka bermaksud memohon perlindungan dari Adipati Lumajang, yakni Aria Wiraraja. Adipati ini, yang tadinya menyokong Jayakatwang menggulingkan Kertanegara, ternyata adalah ayah dan Nambi. Kini sang adipati sudah berubah haluan.

Aria Wiraraja lantas menasehati Raden Wijaya agar berpura-pura tunduk kepada Jayakatwang, sambil meminta sedikit daerah untuk tempat berdiam. Nasehat tersebut diiyakan.
Jayakatwang yang tidak berprasangka apa-apa mengabulkan permintaan Raden Wijaya. Sang raden diijinkan membuka Hutan Tarik. Dengan bantuan sisa-sisa tentaranya dan pasukan Madura, dibersihkannyalah hutan itu sehingga layak ditempati. Sewaktu sedang bekerja, salah seorang tentaranya merasa haus. Lalu dimakanyalah buah maja. Ternyata rasanya pahit. Sejak saat itulah tempat tersebut dinamai Majapahit.

Sementara itu, armada pasukan Mongol sampai di Jawa. Sebagian pasukan mendarat di Tuban, sebagian lagi di muara Kali Berantas. Dengan cepat Raden Wijaya membaca situasi. Ia segera menceritakan tragedi yang menimpa Kertanegara. Dalam kesempatan tersebut. sekaligus diajaknya tentara Mongol itu menggulingkan Jayakatwang. Akhirnya, pemimpin dari Gelang-Gelang ini berhasil disingkirkan. Dan tak lama kemudian, dengan tipu muslihat yang jitu , Raden Wijaya dan pasukannya berhasil mengusir tentara Mongol pergi dari Pulau Jawa. Kejadian itu berlangsung pada tahun 1293 Masehi. Setelah ketertiban dapat dipulihkan, Raden Wijaya melanjutkan kejayaan Singasari dengan mendirikan Kerajaan Majapahit.


Menarik, ternyata begitulah ceritanya, kenapa tahun 1293 ditetapkan sebagai tahun kelahiran kota Surabaya. Sebenarnya sejarah tentang penyerbuan mongol tidak berakhir sampai disitu saja, dari beberapa sumber, perginya bangsa mongol ternyata juga merupakan awal dari berkembangnya peradapan bangsa tiongHoa di Jawa, sekaligus menjelaskan berkembang pesatnya kerajaan Majapahit. Teknologi, budaya, dan perdapan yang jauh lebih maju mulai diperkenalkan pada saat itu.

Sejarah Indonesia memang sangat panjang dan menarik. Peristiwa yang satu akan menarik peristiwa yang lainnya, keterkaitan antara satu dan lainnya tidak akan selesai bila dijelaskan dalam satu artikel. Apa yang saya sampaikan pada artikel ini hanya sekedar informasi dari apa yang telah saya dapat dari perburuan mencari informasi tentang peristiwa-peristiwa yang terkait. Dalam hal ini peristiwa yang terkait adalah Sejarah lahirnya Surabaya, semoga bermanfaat.

Arief.A

Sumber: Seri Sejarah Nasional Penegak Dinasti, National Geography vol 190 and 191, Wikipedia, www.asiafinest.com.






1 comment:

Asal Usul Nama Surabaya said...

Surabaya yang dikenal sebagai Kota Pahlawan memang banyak menyimpan peristiwa-peristiwa atau pun cerita yang bisa menambah pengetahuan bagaimana asal usul nama Surabaya itu sendiri.