Grebeg Besar Demak Sunan Kalijogo


Tahun 2007 saya mendapat kesempatan untuk mengikuti acara Grebek besar di Demak, acara yang diperingati setahun sekali ketika umat Islam merayakan hari raya Idhul Adha. Acara Grebeg Besar Demak sendiri merupakan sebuah acara tradisional yang menjadi salah satu ciri khas Demak. Acara Grebek besar sendiri juga merupakan daya tarik wisatawan dari daerah, maupun luar daerah, bahkan tak jarang turis dari manca negara pun ikut menonton acara tersebut.



Acara dimulai di malam harinya, diselenggarakan di pendopo kabupaten demak acara berupa pembagian dan perebutan sesaji kepada warga sekitar . Acara intinya adalah di pagi hari, setelah sholat Idhul Adha, arak-arakan Prajurit Patang Puluhan mengawal pusaka yang akan di sucikan di pendopo.



Prosesi penyucian dimulai dari Pendopo Kabupaten Demak yang dipimpin Bupati Demak, Barang pusaka yang sebelumnya diarak seperti keris Kiai Cerubuk, Kiai Sengkelet, dan Kiai Sirikan disucikan dengan minyak jamas (pencuci). dari seluruh peninggalan Sunan Kalijaga yang paling diagungkan adalah Kutang Ontokusumo yang berbentuk jubah. Konon jubah ini pernah digunakan Nabi Muhammad.



Proses arak-arakan prajurit Patang Puluhan sejau 2,5 km dari Pendopo Kabupaten Demak menuju Kadilangu ini merupakan hiburan yang paling menyedot perhatian masyarakat dan wisatawan, karena masyarakat dan wisatawan yang ingin melihat prosesi dari dekat.



Merah Putih II : Darah Garuda



Hidup di jaman modern, serba ada, bebas, dan merdeka tanpa penjajah, itulah kehidupan kita dijaman sekarang. Lalu bagaimana keadaan semua ini dapat terwujud? , jawabannya adalah dari darah pengorbanan dan perjuangan nenek moyang kita dijaman penjajah. Saya tidak pernah membanyangkan bagaimana hidup ditengah tekanan penjajah, lari bergerilya di hutan-hutan. Saat sodari perempuan kita dikejar tentara penjajah kita bersembunyi di dusun-dusun pelosok. Di interogasi, dan disiksa sampai merasa bahwa lebih baik mati daripada hidup. Itulah gambaran film sekuel Merah Putih, Darah GarudaFilm yang disutradarai olehYadi Sugandi dan Conor Allyn. Film ini dibintangi antara lain oleh Lukman Sardi, Donny Alamsyah, Darius Sinathrya, Aryo Bayu, Teuku Rifnu Wikana, Rahayu Saraswati, Rudy Wowor, Astri Nurdin, dan Alex Komang.

Film yang bercerita tentang perjuangan 4 perwira tentara rakyat ini diambil berdasarkan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia pada tahun 1947 saat terjadinya peristiwa Agresi Militer Belanda I ke jantung pemerintahan Republik Indonesia di Jawa Tengah. Mengadaptasi gaya Four Man Patrol ala SAS , 4 perwira yang memiliki latar belakang dan keyakinan berbeda ini diberi misi bergaya komando untuk menghancurkan lapangan udara jauh di belakang garis musuh.

Film ini layak diberi 2 jempol, mengingat perbandingan film-film local lainnya yang banyak bergenre horror tapi semi. Setelah perfileman Indonesia bangkit dari mai surinya, Trilogi Merah Putih baru satu-satunya film Indonesia yang bertemakan perang dan perjuangan. Patriotisme dan Nasionalis para pejuang benar-benar dapat di gambarkan jelas oleh kolaborasi Media Desa Indonesia milik Hashim Djojohadikusumo dan rumah produksi film internasional Margate House milik Rob Allyn dan Jeremy Stewart. Overall, film ini memang layak tonton.

Little Miss Sunshine


Little Miss Sunshine, film sederhana sarat makna

Ketika latar belakang musik pertama kali dialunkan diikuti frame pertama film dimulai, diikuti dengan quote pertama:

“There are two kinds of people in this world - winners and losers. Inside each and everyone of you, deep inside the core of your being is a winner waiting to be awakened and unleashed upon the world.”

Daya tarik film ini benar-benar sudah terlihat.
Merupakan sebuah road movie yang menceritakan sebuah keluarga amerika yang anggota keluarganya memiliki karakter berbeda.

Sheryl Hoover (Toni Collette)
merupakan seorang ibu rumah tangga biasa yang susah payah berusaha menyatukan keluarga.

Richard (Greg Kinnear)
seorang motivator gagal yang ambisius

Dwayne (Paul Dano)
adalah anak laki-laki yang puasa bicara sampai cita-citanya menjadi seorang pilot tercapai,
Dwayne merupakan anak dari perkawinan pertama dari peran ibu (Sheryl).

Frank (Steve Carell) adalah seorang homo depresi yang baru saja selamat dari percobaan bunuh diri, Frank adalah adik dari peran ibu (sheryl)

Edwin (Alan Arkin) adalah seorang kakek mesum dan suka menghisap morfin, Edwin merupakan ayah dari peran ayah (Richard)

Olive (Abigail Breslin) adalah anak dari perkawinan sheryl dan Richard, Olive tergila-gila dengan pentas putri kecantikan.

Olive merupakan peran kunci di film ini, berawal dari lolosnya Olive pada kualifikasi untuk mengikuti kontes Little Miss Sunshine. Keluarga yang sedang tidak stabil tersebut akhirnya sepakat untuk mengantar Olive. Selama dua hari keluarga dengan berbagai macam karakter tersebut berkumpul jadi satu pada sebuah VW Kombi 71 butut yang penuh dengan masalah.
Film Little Miss Sunshine merupakan film Indie tanpa spesial efek yang muktahir dan dibuat dengan modal kecil. Namun film ini benar-benar sa
rat makna, sederhana dan realistis, Sutradara film Jonathan Dayton and Valerie Faris merupakan suami istri yang biasanya hanya menyutradarai video klip musik. Namun demikian film ini memenangi Oscar untuk kategori pemain pembantu pria terbaik dan penulis skenario original terbaik.

Little Miss Sunshine merupakan film drama
keluarga yang unik dan luar biasa. Pada akhir film penonton akan benar-benar terbawa suasana alur cerita film, dan merasakan perasaan PUAS dan LEGA ,...

My Name is Khan



Awalnya ketika mendengar judulnya,, saya kira ini adalah film tentang kejayaan bangsa Mongol dibawah pimpinan Khan Agung. Ternyata ketika saya melihat poster-poster dari film ini, lah kok ternyata yang main shahrukh khan, wahhh saya berpikir ini adalah film India dengan alur cerita percintaan dan penggambaran pria dan wanita menari-nari mengelilingi pohon.
Nyatanya film ini benar-benar film yang luar biasa. Dalam film ini shahrukh khan bukan berperan sebagai seorang pria India yang flamboyan, tetapi berperan sebagai seorang imigran muslim India yang autis.

Berawal ketika Rizvan Khan (shahrukh khan) yang sedang menjalani pemeriksaan di bandara. Paska 9/11 pemeriksaan di bandara yang sangat ketat, terutama bagi umat muslim, kesan ini berusaha ditampilkan oleh sang sutradara. Khan diperiksa habis-habisan oleh petugas bandara, dan ketika pemeriksaan selesai, dan Khan dianggap bersih seolah mengejek petugas-petugas tersebut menggoda Khan dengan menanyakan apa tujuannya pergi ke Washington. Dengan lugunya Khan menjawab bahwa dia ingin b
ertemu presiden dan ingin menyampaikan pesan untuk presiden. Petugas tersebut terus bertanya tentang apa pesan yang ingin disampaikan kepada presiden. Dengan lugu Khan menjawab, “l have to say to him.. My name is Khan. And l am not a terrorist.” jawaban Khan mengagetkan petugas bandara dan saya sebagai penonton.


Cerita film ini beralur maju dan mundur, suatu ketika menceritakan kehidupan Khan kecil, dan saat Khan bertemu dengan istrinya (Kajol), dan sampai ketika perjalanannya yang penuh tantangan untuk bertemu dengan presiden amerika. Film ini benar-benar kental dengan nuasa SARA yang dikemas secara apik oleh sang produser Karan Johar. Kalau masih ingat, Mungkin saja Karan Johar meniru trik-trik dari Danny Boyle produser dari Slumdog Millionaire, namun Johar benar-benar membuat film ini segar untuk ditonton. Ketika menonton acting jenius shahrukh khan sebagai seorang autis, pikiran saya teringat dengan seorang Forrest Gump yang diperankan oleh Tom Hanks. Saya piker tidak berlebihan bila saya menyandingkan seorang shahrukh khan dengan actor watak sekelas Tom Hanks.

Bagi saya film Bollywood ini tidak kalah dengan film Hollywood, karena memang sepintas tidak ada perbedaan Bollywood Hollywood di film ini. Saran saya, film berdurasi 161 menit ini benar-benar amat sangat layak untuk ditonton.

The Bucket List


Info awalnya ketika mencari info lagu single nya John Mayer yang bejudul say, ternyata lagu tersebut tidak dirilis dalam koleksi albumnya John Mayer, tapi merupakan sebuah soundtrack dari film bejudul The Bucket List. Setelah membaca-baca sinopsisnya akhirnya diputuskanlah untuk men-donwload film tersebut.

Bucket List sendiri mempunyai arti, daftar keinginan yang kita tulis sebelum ajal kita menjemput.

Film ini menceritakan tentang dua orang Edward Cole (Jack Nicholson) dan Carter Chambers (Morgan Freeman) yang sedang sakit keras, dan divonis bahwa umur mereka tidak akan mencapai satu tahun. Edward Cole merupakan seorang konglomerat yang pernah menikah 4 kali dan bercerai 4 kali, sedangkan Carter Chambers merupakan orang biasa dari golongan ekonomi menengah kebawah, tipe seorang family man. Edward dan Cole mempunyai watak yang berbeda dan pendangan tentang hidup dan kematian, suatu contoh bahwa Edward adalah orang yang skeptis dan tidak pernah percaya terhadap kehidupan setelah kematian, sedangkan Cole adalah tipe orang yang beriman dan percaya tentang hidup setelah kematian.

Sehari-hari Carter menghabiskan waktunya untuk membaca buku dan menulis daftar keinginannya (bucket list). Suatu hari Cole membaca dan tertarik untuk membaca bucket list yang ditulis Carter. Hingga akhirnya mereka berdua menulis Bucket List mereka sampai akhirnya mereka mengelilingi dunia berusaha mewujudkan keinginan mereka.

Dalam petualanganya, banyak kejadian yang merubah cara pandang seorang Cole dalam melihat dunia, kehidupan dan kematian. Secara materi, film The Bucket List benar-benar berbobot. Banyak pesan-pesan moral dan kalimat-kalimat motivator yang benar-benar membangun. Kuote-kuote yang disampaikan Carter kepada Cole benar-benar berbobot. Film ini tidak memangkan piala oscar ataupun masuk nominasi, tapi The Bucket List benar-benar dapat memperkaya kita tentang arti persahabatan, impian, kehidupan, dan kematian.


Salah satu percakapan ketika mereka berada di Pyramid mesir.

Carter (kiri) : You know, the ancient Egyptians had a beautiful belief about death, When their souls got to the entrance to heaven the gods asked them two questions. Their answers determined whether they were admitted or not.

Cole (kanan) : Okay, I'll bite. What were they?

Carter : Have you found joy in your life?

Cole : Uh-huh.

Carter : Answer the question.

Cole : Me?

Carter: Yeah, you.

Cole : Answer the question, "HaveI found joy in my life?" Yes.

Carter : Has your life brought joy to others?

Cole : Ah, this type of question, l... I don't know, uh...